Senin, 17 Oktober 2016

Tanpa Inspirasi Menulis

Sempat terpikir apa artinya menulis tanpa pikiran. Ya meskipun aku sering begitu. Tata bahasa begitu berantakan. Berserakan bagai tulang belulang yang dilihat ashabul kahfi saat bangun dari tidur panjangnya. Loh mengapa asumsinya seperti itu?
Karena aku tetap yakin, dalam keberantakan itu, ada keajaiban yang tuhan berikan.
Bukan sekarang, tapi nanti. 

Semua itu dimulai dari kata-kata. Meski alasanku menulis hanya karena kebingungan apa yang harus aku lakukan, itu menjadi awal dari terbentuknya susunan kata tak berima dan tak bernada.
Alah bahasa ku kali ini makin menjurus pada kumpulan sampah di tongsampah dekat pintu masuk sekolah. ataukan seperti otak seseorang yang masih memikirkan mantan? harusnya dibuang. Mantannya, bukan otaknya.

Hmm aku sedang memikirkan satu hal. Otak-otak goreng yang baru diangkat dari penggorengan sepertinya sangat lezat dimakan di malam hari yang dingin. Dikamar kost dengan suhu AC 21 drajat celcius dengan Fan Speed maximum. Begitu dingin.. seperti kata-kata mu, wahai mantan haha.
otak-otak yang digoreng berwarna kuning keemasan. Emas? Apa aku kaya? Tidak, itu gambaran otak-otak goreng yang tidak jadi aku beli sore ini. Kemudian penyesalan itu datang.
Oh otak otak,.. seharusnya lambung ini sudah menghancurkanmu dengan enzim enzim yang dulu aku pelajari dalam pelajaran biologi yang terakhir kali aku pelajari 4 atau 5 tahun lalu? WOW.

Sudahlah, kali ini aku sangat tidak dewasa menyesali pembelian makan.
Sekarang akan jauh lebih enak jika kita membayangkan tentang kesuksesan?
Alah itu makin kurang tepat dipikirkan ketika inspirasi tak muncul.
Seperti, SAYA HARUS SUKSES, TAPI SAYA LAPAR.
loh lapar lagi. 

Sampai detik ini, 100 kata sudah ditulis tapi tetap tidak kunjung muncul inspirasi itu.
Harusnya tulisan ini aku hapus, kenapa tidak? ayolah hapus. ah sudahlah tidak apa-apa. siapa pula yang akan membaca. aku bisa hitung dengan 2 jari. 1 jari adalah aku, satu jarinya adalah pacarku yang aku paksa membaca. bukan membaca, tapi membuka.
yaaaa setidaknya. ada 2 :)

Selanjutnya yang harus kita bicarakan adalah inspirasi dalam menulis.
Teman teman yang saya hormati (lebih tepatnya saya dan pacar saya yang terpaksa harus membaca)
Inspirasi itu seperti keikhlasan.
Muncul dengan sendirinya, tanpa harus di teriakan se kencang kencangnya.
Biarkan itu muncul dalam diri. Dari apa yang dilihat, dengar, rasakan, resapi, nikmati.
Muncul dengan nada bagai di sinetron, Aha~

Sepertinya semakin tidak ada gunanya menulis saat ini tentang hal aneh.
Setidaknya inspirasi itu sudah aku cari meski tidak jua muncul.
Tapi aku yakin, jika dia sayang aku, dia pasti datang #eh #bukanmantan #bukancinta

#iniinspirasi