Desa Sidomulyo, Batu, Kota Batu, Jawa Timur
Tempat aku mulai mengenal banyak orang baru, dari daerah baru hingga karakteristik yang berbeda masing masingnya. 30 orang bersamaku disana, terbagi menjadi 10 orang tiap dusunnya.
Bersyukurnya aku bersama 9 orang yang sangat istimewa.
Tidak satupun terbesit dalam hatiku dendam pada satu orangpun disini.
Walau aku sangat banyak kekurangan, kalian tetap percaya dan menerima.
Menjadikan setiap kata "aku" menjadi "kita" dalam tiap ucapan.
"LWC"
Indra, Amir, Honey, Haikal, Opay.
Adys, Puti, Debby, Thea.
Dalam tulisan ini, aku ingin berterima kasih kepada orang orang diatas.
Nothing menjadi something
Membuat segala yang tidak mungkin menjadi mungkin
Juga mampu membuat yang jauh menjadi dekat
Baik fisik, hati maupun perasaan.
Terima kasih ya
Dusun Tonggolari menjadi saksi
Betapa bahagianya, aku bersama kalian.
#kita
Sabtu, 17 Februari 2018
Apa salah?
Pikiran ini kembali melayang
Terbesit tanya dalam haru
Apa salah, aku mengubah doa ku selama ini dan berharap doa terakhir yang terkabul?
Apa salah, aku katakan sejujurnya
Doaku tak lagi terkhusus, doaku mengeneralisasi banyak aspek
Umur ini sudah menginjak angka besar, tak terlalu namun sudah
Apa salah, aku jadi takut.
Kali ini aku katakan,
Aku tak salah dalam hal itu.
Terbesit tanya dalam haru
Apa salah, aku mengubah doa ku selama ini dan berharap doa terakhir yang terkabul?
Apa salah, aku katakan sejujurnya
Doaku tak lagi terkhusus, doaku mengeneralisasi banyak aspek
Umur ini sudah menginjak angka besar, tak terlalu namun sudah
Apa salah, aku jadi takut.
Kali ini aku katakan,
Aku tak salah dalam hal itu.
Bersekolah
Menghadap arah jalanan yang berbondong bondong terlewat.
Anak kecil itu hanya menunggu satu kata, bus.
Dengan maksud segelintir pesan
AKU ingin bersekolah
Dipagi nan gersang dan embun tak mengharukan keadaan
Tentu saja, dirinya tampak seperti kelelahan untuk berdiri
Hingga bus itu datang
Ia berlari mengejar, dan ia dapatkan semangatnya
Segalanya terlupakan.
Karna dirinya tau.. dan selalu berkata
Aku ingin bersekolah
Anak kecil itu hanya menunggu satu kata, bus.
Dengan maksud segelintir pesan
AKU ingin bersekolah
Dipagi nan gersang dan embun tak mengharukan keadaan
Tentu saja, dirinya tampak seperti kelelahan untuk berdiri
Hingga bus itu datang
Ia berlari mengejar, dan ia dapatkan semangatnya
Segalanya terlupakan.
Karna dirinya tau.. dan selalu berkata
Aku ingin bersekolah
Kabar
Seperti pintu jendela yang tak pernah terbuka, tiba tiba terbuka lebar. Jelas terbuka hingga panasnya matahari pun masuk ke dalam. Semakin panas rasanya di dalam sini, di dalam hati.
Langganan:
Postingan (Atom)